Minggu, 29 Mei 2011

Referensi Daftar Pustaka Akutansi


DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert (1997), Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Mediasoft Indonesia.
Archelis, Steve (2000), Technical Analysis From A to Z, Equis International
Fernandez-Rodriguez, Fernando; Christian Gonzales-Martel; Simon Sosvilla-Rivero (1999), Technical Analysis in the Madrid Stock Exchange, Fundacion de Estudios Economia Aplicada Working Paper, April 1999.
Fernandez-Rodriguez, Fernando; Christian Gonzales-Martel; Simon Sosvilla-Rivero (2000), Technical Analysis in Foreign Exchange Markets : Linear versus Nonlinear trading Rules, Fundacion de Estudios Economia Aplicada Working Paper, September 2000.
Fernandez-Rodriguez, Fernando; Christian Gonzales-Martel; Simon Sosvilla-Rivero (2001), Optimization of Technical Trading Rules by Genetic Algorithms : Evidence from the Madrid Stock Exchange, Fundacion de Estudios Economia Aplicada Working Paper, August 2001.
Firmansyah (2000), “Peramalan Inflasi Dengan Metode Box-Jenkins (ARIMA) : Studi Kasus Tingkat Inflasi Kota Semarang dan Yogyakarta 1994-2000, Media Ekonomi & Bisnis Vol. XII No.2 Desember 2000
Gujarati, D.N (2003), Basic Econometric, 4th Edition; McGraw Hill, Inc.
Huang, Stanley C (1990), Timing The Stock Market for Maximum Profit, Probus publishing company, Chicago, Illinois.
Qizam, Ibnu (2001), Analisis Kerandoman Perilaku Laba Perusahaan di Bursa Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi IV IAI-KAPd, Agustus.
Machfoed, Mas'ud (1994), Financial Ratio Analysis and The Prediction of Earnings Changes in Indonesia, Kelola, No. 7/III/1994:114-134.
Hanafi, Mamduh (1997), Informasi Laporan Keuangan: Studi Kasus pada Emiten BEJ, Kelola, No. 16/VI/1997
Kusumadewi, Sri (2003), Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
________________(2004), Membangun Jaringan Syaraf Tiruan (Menggunakan MATLAB dan Excel Link), Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta
Nur Fadjrih Asyik (1999), Tambahan Kandungan Informasi Arus Kas, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 2, No 2.
Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998), Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Perusahaan Go Publik di Indonesia, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 1, No.1, Januari:1-10.
Parisi, Franci dan Alejandra Vasques (2000), Simple Technical Trading Rules of Stock Returns : Evidence From 1987 – 1998 in Chile, Emerging Market Review, Vol 1.
Sartono, Agus dan Sri Zulaihati (1998), “Rasionalitas Investor Terhadap Pemilihan Saham dan Penentuan Portofolio Optimal dengan Indeks Tunggal di BEJ”, Kelola No.17, Juli
Trisnawati, Rina (1999), Pengaruh Informasi Prospektus Pada Return Saham di Pasar Modal, Simposium Nasional Akuntansi II dan Rapat Anggota II, Ikatan Akuntan Indonesia, Kompartemen Akuntan Pendidik, 24-25 September:1-13.
Seiler, Michael J. dan Walter Rom (1997), A Historical Analysis of Market Efficiency : Do Historical Returns Follow a Random Walk, Journal of Financial and Strategic Decision, Vol. 10, No.2.
Sekaran, Uma (1992), Research Methods for Business : Skill Building Approach;2nd Edition, John Wiley & Sons, Inc.
Sharpe, William F.,Gordon, J. Alexander dan V, Bailey (1995), Investment, Prentice Hall, New York.
Siddarta Utama dan Anto Yulianto Budi Santoso (1998), Kaitan antara Price/Book value dan Imbal Balik Saham pada Bursa Efek Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 1, No.1, Januari:127-139.
Syahib Natarsyah (2000), Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham: Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go Publik di Pasar Modal Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 15, No.3:294-312.
Triyono dan Jogiyanto Hartono (2000), Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas dan laba Akuntansi dengan Harga Saham atau Return Saham, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.2.,No.1.
Utami, Wiwik dan Suharmadi (1998), Pengaruh Informasi Penghasilan Perusahaan Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 1, No. 2, Juli:255-268.
Siang, Jong Jek (2005), Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemrogramannya Menggunakan MATLAB, Andi Offset, Yogyakarta.
Trisna Dhuwita, Qiqin (2003), Pengujian Penerapan Analisis Teknikal dalam memprediksi Indeks LQ45 di bursa efek jakarta, Tesis tidak dipublikasikan, MAKSI UNDIP, Semarang.
Yao, Jingtao; Chew Lim Tan dan Jean-Lee Poh, “Neural Networks For Technical Analysis : A Study on KLCI”, International Journal of Theoretical and Applied Finance Vol 2, No 2 (19

Akuntansi dan Laporan Keuangan

Penyusunan dan Penyajian Laporan keuangan mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-IAI. Saat ini, secara garis besar Standar Akuntansi Keuangan berisi 59 PSAK beserta Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang melandasinya dan 4 IPSAK. Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh IAI merupakan hasil adaptasi dari International Accounting Standards.
  • Pengadopsian Standar Akuntansi Internasional ke dalam Standar Akuntansi Keuangan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia sebagai salah upaya harmonisasi dan dinamisasi praktik akuntansi keuangan internasional dalam usaha menjawab tantangan di era globalisasi.
  • Akuntansi sering disebut dengan “bahasa bisnis” karena akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan-laporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah perusahaan. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk laporan akuntansi atau lebih dikenal dengan istilah laporan keuangan.
  • Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
  • Terdapat empat jenis laporan keuangan utama, yakni neraca (laporan perubahan posisi keuangan), laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Pelaporan keuangan (financial reporting) mencakup tidak hanya laporan keuangan, tetapi juga media-media lain yang dapat digunakan untuk mengomunikasikan informasi baik yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses akuntansi. Misalnya, laporan tahunan kepada para pemegang saham tidak hanya berisi laporan keuangan utama, seperti tercantum di atas, tetapi juga informasi lain, seperti rasio-rasio keuangan yang dianggap penting, ikhtisar jumlah atau saldo rekening-rekening tertentu.
  • Pihak-pihak yang terkait dengan laporan keuangan adalah IAI, Bapepam, BEJ, Kantor Pajak dan Kantor Akuntan Publik (Auditor) serta para pemakai laporan keuangan lainnya. Dengan cara yang berbeda masing-masing pihak memiliki tujuan yang sama, yakni menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas (dapat dipercaya dan diandalkan, relevan, serta tepat waktu).

Kerangka Konseptual Akuntansi dan Profesi Akuntan
  1. Di dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan perusahaannya, manajemen memiliki keleluasaan untuk memilih alternatif prinsip atau metode akuntansi yang dimaksudkan untuk mencerminkan secara akurat kondisi ekonomi perusahaan dalam kaitannya dengan bisnis dan transaksi-transaksi operasinya. Untuk itu, diperlukan suatu acuan dalam praktik akuntansi di dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Kerangka dasar akuntansi dan pelaporan keuangan ditetapkan sebagai maksud untuk mendefinisikan secara luas tentang tujuan, istilah dan konsep-konsep yang berkaitan dengan praktik akuntansi yang pada akhirnya sangat diperlukan untuk menetapkan ruang lingkup dan batas-batas akuntansi dan laporan keuangan.
  2. Kerangka tersebut memuat hal-hal berikut. (1) Tujuan laporan keuangan. (2) Asumsi dasar. (3) Karakteristik kualitatif laporan keuangan. (4) Unsur laporan keuangan. (5) Pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan. (6) Konsep modal dan pemeliharaan modal.
  3. Asumsi dasar dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha. Terdapat empat karakteristik laporan keuangan, yakni dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan. Unsur-unsur laporan keuangan antara lain adalah aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, laba, rugi, setoran kepada pemilik, distribusi kepada pemilik.
  4. Secara umum sekurang-kurangnya terdapat tiga pihak yang berkarier dalam bidang akuntansi, yang terkait dengan akuntansi dan pelaporan keuangan, yaitu akuntan manajemen (akuntan perusahaan), akuntan publik dan para pemakai laporan.

Laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Ekuitas
  1. Laporan keuangan suatu perusahaan terdiri atas berikut ini.
    1. Laporan Laba Rugi.
    2. Laporan Perubahan Ekuitas.
    3. Laporan Neraca.
    4. Laporan Arus Kas.
  1. Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran catatan data, penerapan prinsip-prinsip dan kebiasaan akuntansi, dan penggunaan data pengalaman pribadi penyusunnya. Oleh sebab itu, tak mengherankan apabila laporan keuangan mengandung keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut.
    1. Bersifat Historis.
    2. Bersifat Umum.
    3. Pemakaian taksiran dan pertimbangan pribadi.
    4. Berisi informasi yang material saja.
    5. Bersifat konservatif.
    6. Menekankan pada makna ekonomis, tidak pada bentuk hukumnya.
    7. Menggunakan istilah teknis akuntansi.
    8. Mengandung berbagai alternatif metode akuntansi.
    9. Tidak dapat menyajikan informasi kualitatif yang bersifat nonkeuangan.
  1. Penyajian laporan laba rugi dapat dilakukan dalam 2 bentuk sebagai berikut.
    1. Bentuk multiple step (langkah bertahap).
    2. Bentuk single step (langkah tunggal).
  2. Dalam bentuk Langkah Bertahap laporan laba rugi berisi informasi sebagai berikut.
    1. Penjualan.
    2. Harga Pokok Penjualan atau Beban Penyediaan Jasa.
    3. Laba Kotor.
    4. Beban Usaha.
    5. Laba Usaha.
    6. Pendapatan dan Beban Lain-lain.
    7. Laba Sebelum Pos Luar Biasa.
    8. Pos-pos Luar Biasa.
    9. Pengaruh Kumulatif dari Perubahan Prinsip Akuntansi.
    10. Laba Sebelum Pajak Penghasilan.
    11. Pajak Penghasilan.
    12. Laba Bersih.
  3. Dalam laporan laba rugi bentuk langkah tunggal hanya dikenal satu jenis laba saja, yaitu laba bersih.
  4. Untuk menggambarkan perubahan hak milik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan, perlu disusun Laporan Perubahan Ekuitas. Laporan ini dapat digabungkan dengan Laporan Laba Rugi, apabila informasi perubahan jumlahnya tidak banyak. Dalam perseroan laporan ini sering disebut Laporan Perubahan Laba Ditahan karena umumnya perubahan modal terjadi pada pos Laba Ditahan saja. Namun, apabila perubahan juga terjadi pada pos-pos modal pemilik yang lain maka perlu disusun laporan perubahan ekuitas secara lengkap.
Pos-pos Luar Biasa
  1. Para akuntan (termasuk IAI) sekarang cenderung untuk menggunakan konsep all-inclusive dalam penyusunan perhitungan laba rugi untuk suatu perusahaan.
  2. Satu-satunya pos juga dibebankan atau dikredit langsung ke rekening Laba Ditahan adalah penyesuaian periode sebelumnya yang diakibatkan karena koreksi kesalahan, dan perubahan akuntansi tertentu yang memerlukan penyusunan kembali laporan keuangan periode sebelumnya.
  3. Seluruh laba atau rugi luar biasa dan yang jarang terjadi langsung ditutup ke rekening Ikhtisar Laba rugi dan dilaporkan dalam perhitungan laba rugi.
  4. Transaksi yang tidak biasa, material, dan jarang terjadi disajikan secara terpisah sebagai kelompok pos-pos luar biasa. Pos-pos lain yang jumlahnya material, tetapi tidak dapat dikelompokkan sebagai pos luar biasa dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah.
  5. Penyesuaian kumulatif yang terjadi akibat perubahan prinsip akuntansi diungkapkan secara terpisah sebelum laba bersih.
  6. Penghentian segmen kegiatan dari suatu perusahaan diklasifikasikan secara terpisah dalam perhitungan laba rugi sesudah laba dari kegiatan yang terus berjalan dan sebelum pos-pos luar biasa.
Neraca
  1. Neraca adalah laporan yang menunjukkan posissi keuangan dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Posisi keuangan ini meliputi keadaan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan. Dengan cara menghubungkan pos-pos tertentu dlam neraca, kita dapat menilai keadaan likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan perusahaan. Oleh karena itu, neraca harus disusun secara sistematis dengan menggunakan klasifikasi yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
  2. Klasifikasi dan penyajian pos-pos dalam neraca dilakukan sebagai berikut.
    1. Aktiva Lancar. Disajikan sesuai dengan urutan likuiditasnya, artinya pos yang segera dapat dicairkan menjadi uang tunai disajikan di urutan paling atas.
    2. Investasi. Investasi perusahaan pada perusahaan anak atau pada perusahaan afiliasi harus disajikan secara terpisah.
    3. Aktiva tetap. Dapat dibedakan menjadi aktiva tetap berwujud dan aktiva tidak berwujud. Pos-pos aktiva tetap disajikan dalam neraca menurut kekekalannya. Aktiva tetap yang umurnya paling panjang disajikan paling atas, sedangkan aktiva tetap yang umurnya lebih pendek disajikan di bawahnya.
    4. Aktiva lain-lain. Klasifikasi aktiva lain-lain digunakan untuk menampung pos-pos aktiva tidak lancar yang tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi di atas.
    5. Kewajiban lancar. Pos-pos kewajiban lancar disajikan sesuai dengan urutan likuditasnya. Utang lancar yang segera dibayar disajikan dalam urutan teratas.
    6. Kewajiban jangka panjang. Penyajian kewajiban jangka panjang harus mengungkapkan ikatan-ikatan yang ada dalam kontrak utang jangka panjang yang bersangkutan, seperti tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, aktiva yang dijadikan jaminan dan sebagainya.
    7. Ekuitas pemilik. Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas disajikan dalam neraca berdasarkan kekekalannya. Jenis modal yang sifatnya paling kekal disajikan paling atas, dan yang kurang kekal disajikan di bawahnya.
  3. Neraca dapat disusun dengan menggunakan bentuk akun (rekening) atau bentuk laporan. Dalam bentuk rekening (bentuk skontro) aktiva dilaporkan pada sisi sebelah kiri dan kewajiban serta modal pemilik pada sebelah kanan. Dalam bentuk laporan, bagian aktiva, kewajiban dan modal pemilik disusun secara vertikal (dari atas ke bawah). Bentuk laporan ini lebih populer karena dapat membandingkan 2 buah neraca atau lebih untuk tahun-tahun yang berurutan.
Catatan Atas Laporan Keuangan
  1. Selain pos-pos yang terdapat dalam buku besar perusahaan, dalam neraca juga perlu disajikan informasi tambahan yang dapat berupa peristiwa bersyarat, kebijaksanaan penilaian dan kebijaksanaan akuntansi yang digunakan, kontrak-kontrak jangka panjang dan peristiwa kemudian.
  2. Teknik penyajian informasi tambahan dapat dilakukan dalam bentuk tanda kurung, catatan kaki, skedul pendukung, referensi silang dan rekening kontra.

Ruang Lingkup Laporan Arus Kas
  1. Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam suatu periode akuntansi.
  2. Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi sumber dan penggunaan kas dan setara kas selama periode akuntansi serta rekonsiliasi kas di awal periode dengan kas di akhir periode ditambah saldo setara kas.
  3. Bentuk umum dari laporan arus kas menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas yang terbagi ke dalam tiga kategori, yakni: arus kas yang berasal dari aktivitas operasi; arus kas yang berasal aktivitas investasi dan arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan.
  4. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi dapat dilaporkan dengan menggunakan di antara dua metode baik langsung maupun tidak langsung.
  5. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
  6. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
  7. Arus kas dari aktivitas operasi berasal dari aktivitas produksi normal perusahaan dan penjualan barang dan jasa.
  8. Arus kas dari aktivitas investasi berasal dari aktivitas pembelian atau penjualan aktiva tetap, bangunan, peralatan, piutang wesel dan investasi.
  9. Arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari kenaikan atau penurunan pendanaan utang dan pendanaan ekuitas dan dari pembayaran dividen kepada pemegang saham.
Penggunaan Laporan Arus Kas
  1. Laporan arus kas merupakan laporan yang relatif masih baru, efektif berlaku di Indonesia sejak tahun 1994. Laporan arus kas dapat disusun dengan menggunakan metode langsung atau metode tidak langsung. PSAK No.2 mengimbau agar laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung.
  2. Klasifikasi arus kas bervariasi di antara berbagai negara. Tetapi pada umumnya terdapat 3 kategori arus kas, yaitu (1) arus kas dari aktivitas operasional, (2) arus kas dari aktivitas investasi, dan (3) arus kas dari aktivitas pendanaan (financing). Standar akuntansi Inggris membuat klasifikasi arus kas yang paling lengkap. Di Inggris arus kas dikelompokkan menjadi delapan kategori.
  3. Ada delapan pola arus kas. Arus kas operasional yang positif menunjukkan kondisi keuangan lebih baik dari pada arus kas operasional yang negatif. Arus kas investasi yang negatif menunjukkan perusahaan sedang melakukan perluasan usaha, sedangkan apabila arus kas investasi negatif menggambarkan perusahaan berusaha mencari dana untuk menutup defisit arus kas operasional. Arus kas pendanaan yang positif menunjukkan perusahaan mencari sumber pendanaan dari luar untuk menutup defisit arus operasional atau untuk melakukan ekspansi. Sedangkan arus kas pendanaan yang negatif menunjukkan perusahaan sedang melunasi pinjaman kepada para kreditor atau mengembalikan modalnya kepada para pemegang saham.

Artikel Akuntansi

AKUNTANSI ITU MUDAH !…..

Di zaman sekarang, perkembangan computer dan networking sedemikian canggih dan relative murah, masih banyak yang mengatakan akuntansi itu sulit dan membuat jenuh.
Alasan mereka karena berbagai aturan tata buku yang mengharuskan mencatat transaksi berulang kali mulai dari mencatat jurnal, mengklasifikasi transaksi, posting ke buku besar , membuat neraca lajur, menyusun laporan rugi laba, neraca sampai proses tutup buku dan sebagainya,  sehingga proses pembuatan laporan keuangan membutuhkan waktu dan relative lama.
System akuntansi berkembang sesuai dengan berkembangnya kebutuhan informasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan. Proses yang lama seperti ilustrasi tersebut adalah teori pembukuan metode tangan dan metode mesin tik warisan zaman belanda. Sekarang digunakan Accounting system dengan bantuan system komputer. Sudah jarang ditemukan mesin tik namun faktanya masih banyak pengolahan akuntansi menggunakan komputer yang hanya sekedar menggantikan mesin tik sehingga manfaat yang diperoleh dari sumber daya computer sangat minim. Kenyataan ini semata-mata permasalahan sumberdaya manusia.
System komputer akuntansi diaplikasikan dari accounting system yang berbasis database system dengan menggunakan teknologi computer. prinsip dasarnya adalah sama dengan akuntansi manual namun karena sumberdayanya bebebeda, maka proses pengolahan data keuangan dengan metode tangan/mesin tik terlihat sangat berbeda dengan proses akuntansi pada system akuntansi komputer. Dalam system akuntansi komputer  banyak proses akuntansi tidak perlu dilakukan karena sebagian besar prosedure akuntansi dapat diambil alih oleh komputer. Dalam system komputer akuntansi diperlukan lagi neraca lajur, karena system komputer akuntansi dapat memproses transaksi dan menyusun laporan keuangan dengan sedikit sekali campur tangan manusia. Namun sampai sekarang masih banyak perusahaan yang gagal, atau belum dapat memperoleh manfaat system akuntansi komputer akibat ketidakmampuan sumberdaya manusia. Masih banyak akuntan terutama menengah kebawah masih ngotot mempertahankan akuntansi metode tangan/mesin tik yang dioperasikan dengan menggunakan komputer
Komputer akuntansi disusun untuk mempermudah pekerjaan akuntansi, namun komputer akuntansi memerlukan prasyarat penguasaan teknologi informasi dan komputer, sehingga yang tidak menguasai teknologi akan mencari berbagai alasan untuk menolak kehadiran sistem akuntansi komputer dengan menunjukan fakta dari kegagalan mereka sendiri.
Tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa komputer akuntansi sulit untuk diterapkan. Karena komputer akuntansi menciptakan system akuntansi yang mudah dan pragmatis. Bagian utama dari akuntansi adalah mencatat transaksi dan itu mudah !… Menyusun laporan keuangan adalah pekerjaan komputer sehingga dengan beberapa click tombol mouse dan input seperlunya, pengguna informasi dapat memperoleh informasi keuangan di media yang praktis yaitu media vusual. Kecepatan dan akurasi merupakan sumbangan yang nayata dari komputer akuntansi.
General Ledger adalah bagian utama dari komputer akuntansi. Anda cukup mencatat transaksi melalui form elektronik, selanjutnya komputer akan mengolah data transaksi tersebut dengan menyusun jurnal transaksi sampai kesasaran akhir yaitu laporan keuangan.
Ditulis Oleh: Zulidamel Badri Oktober 2005 Dalam Project pengembangan sistim informasi.

my clock

Mengenai Saya

Foto saya
Tangerang, Banten, Indonesia
kalau dulu pelajar tapi sekarang tittle nya udah ganti jadi mahasiswi, aku mahasiswi jurusan sistem informasi di sebuah perguruan tinggi raharja tahun angkatan 2010.. aku ini seorang yang simple, tapi terkadang juga ribet.. hmmpp jadi bingung yah :)